Laporan Hasil Analisis Dari Teks
“Suso: My life in LFC's first team”
Ita Juita
Nim: 2010041117
Tlp. 085724123990
Universitas Kuningan
Pendahuluan
Makalah ini melaporkan hasil analisis metafunction pada sebuah teks berjudul “Suso: My life in LFC's
first team” yang diunduh dari situs Liverpoolfc.com pada tanggal 2 November
2012. Proses analisis teks dilakukan dengan cara mengkaji lexicogrammar melalui sistem metafunction
yang terdiri dari ideational, interpersonal dan textual (Halliday, 2004). Kegiatan ini diyakini akan membantu
pelajar untuk menjadi pembaca yang lebih baik (Bumela,L, 2011). Dengan cara demikian,
pembaca mampu mengungkapkan: (1) context
of ideas, (2) context of culture
(genre), dan (3) context of situation (register), yang terdiri
dari field of discourse (ideational
meaning), tenor of discourse (interpersonal meaning), dan mode of discourse (textual meaning).
Ideational metafunction
merupakan ranah analisis yang mengkaji kegiatan yang sedang berlangsung. Ideational metafunction direalisasikan
melalui sistem grammatical yang disebut transitifity sistem. Transitivity system - sistem yang
berhubungan dengan variabel pertama context
of situation (register) yang disebut field
- terdiri dari tiga elemen yakni participant,
process type, dan circumstances.
Participant merupakan nama-nama yang spesifik dan mewakili satu individu
(Gerot dan Wignell : 1994,18). Process
type atau predicative mengacu kepada kata kerja yang terdapat dalam teks
baik material, mental, verbal,
behavioral, relational maupun existential
process. Sedangkan circumstances
merupakan keterangan-keterangan berupa tempat, waktu, cara dan lain sebagainya
yang dapat diletakan di awal, tengah atau akhir kalimat.
Eggins
(1994) menjelaskan bahwa interpersonal
metafunction merupakan makna yang mengungkapkan sikap-sikap penulis atau
pembicara. Kemunculan makna sikap tersebut dipengaruhi oleh variabel tenor,
hubungan sosial antara interaksi yang terkandung didalamnya. Selain itu tenor merujuk
pada status atau power, peranan interaksi dan berbagai pengaruh yang saling
berkaitan dalam sebuah teks (Gerot dan Wignell : 1994, 11).
Textual metafunction mengungkapkan
hubungan bahasa terhadap lingkungannya, termasuk lingkungan verbal – apa yang
diucapkan atau ditulis sebelumnya (co-text)- dan non-verbal (lingkungan
situasianal/context). Makna-makna ini dihubungkan dengan theme dan cohesion. Makna
textual sangat dipengaruhi oleh mode of discourse, jalan pengantar pesan
apakah melalui bentuk tertulis ataukah lisan.
Dalam
proses analisis ini, perlu melewati tiga tahap utama guna memperoleh hasil
penganalisisan yang bermakna. Tahapan tersebut meliputi context of ideas, context of
culture (genre) dan context of
situation (register).
1.
Context of ideas
Teks yang
diunduh dari situs Liverpoolfc.com pada tanggal 2 November 2012 dengan judul “Suso
: my life in LFC’s first team” diunggah oleh James_Carroll84, menginformasikan menganai
perjalanan karir pesepak bola yang bernama Jesus Fernandez Saez. Jesus Fernandez Saez atau lebih dikenal dengan
nama Suso, pada usianya yang ke-18, kini mendapatkan kepercayaan dari Brendan
Rodgers, bosnya di Liverpoolfc untuk memulai karirnya dengan diposisikan
sebagai pemain utama. Sebelumnya, Suso hanya berada pada posisi cadangan saja.
Suso menyatakan bahwa ia sangat senang mendapatkan kesempatan tersebut. Selain
itu Suso juga menyatakan bahwa kerja kerasnya saat ini adalah salah satu bentuk
terimakasih yang bisa ia berikan kepada semua yang telah mendukung karirnya
selama ini terutama kepada bosnya.
James Carrol sang penulis memposisikan dirinya dalam
posisi yang netral atau tidak dalam posisi mempengaruhi pembaca. Hal tersebut
dapat terlihat dari beberapa alasan sebagai berikut: (1) Teks tersebut
merupakan teks yang berbentuk descriptive atau taks yang menggambarkan
seseorang atau sesuatu secara objektif dan dapat dikuatkan dengan data yang
diperoleh dari hasil analisis berupa persentase declarative yang mencapai 100%.
Declarative merupan jenis teks yang berfungsi memberikan informasi dan bukan
untuk mempengaruhi, sebagaimana arti declarative itu sendiri memiliki arti
bahwa “declaration is an official written statement giving information”(Oxford
Advanced Learner’s Dictionary : 2000). (2) Kemunculan modal finite yang sedikit
menunjukan bahwa penulis tidak mengkontribusikan posisinya dalam teks tersebut,
hal tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Jenis Finite
|
Occurence
|
Total
|
Percentage
|
modal Finite
|
9
|
102
|
8,8%
|
Tabel1.1
(3) Kemunculan finite
present yang cukup besar dari teks mengindikasikan bahwa teks tersebut dikutip
secara langsung melalui wawancara, oleh sebab itu penulis tidak memiliki
kekuasaan untuk membumbui atau memanipulasi data pada teks tersebut, maka jadilah sebuah teks yang menginformasikan
suatu penomena secara alami dan besifat informatif.
2. Context of culture (genre)
Teks dengan judul “Suso : my life in
LFC’s first team” dikontruksikan dalam bentuk mood type declarative. Declarative merupkan suatu pernyataan formal
atau sebuah pernyataan lisan maupun tulisan terutama mengenai perasaan atau
kepercayaan seseorang (Oxford Advanced
Learner). Hal ini mengindikasikan bahwa teks dikategorikan kedalam genre
descriptive.
Sebagaimana teks descriptive pada
umumnya, teks yang mengulas sepak terjang pesepak bola ini tersusun dengan
diawali orientation dan diakhiri
dengan description yakni penggambaran
menyaluruh mengenai karir, perasaan dan tekad yang ada pada diri Jesus Fernandes
saez.
Pengemasan teks yang sederhana, baik dalam
pemilihan kata dan susunan grammar membuat teks tersebut mudah dipahami dan
dicerna sehingga informasi yang hendak disampaikan mampu terbaca secara makna
dengan baik oleh pembaca.
3.Contex of situation
Penghasilan
makna dari suatu teks yang dihasilkan oleh pembaca dipengaruhi oleh konteks
situasi dan budaya yang ada. Kajian dalam konteks situasi berfokus pada gagasan
metafunction yakni ideational, interpersonal dan textual.
a. Ideational
Secara singkat
taks “Suso : My life in LFC’s first team”
menginformasikan mengenai perjalanan karir Jesus Fernandez Saez, 18
tahun. Kini mendapatkan kepercayaan dari Brendan Rodgers, boss dari Liverpollfc
untuk memulai karirnya dengan mendapat kesempatan menjadi pemain utama, sedangkan sebelumnya Suso hanya
berada diposisi cadangan saja. Suso menyatakan bahwa ia sangatlah senang mendapatkan
kesempatan tersebut. Ia pun menyatakan bahwa kerja kerasnya saat ini adalah
salah satu bentuk terimakasih yang ia berikan. Meskipun sekarang Suso menjadi
pemain yang cukup terkenal tapi ia menyatakan bahwa akan seprti ia sebelumnya.
Dengan bergabungnya Suso, ia telah membantu membawa Liverpool menjadi team yang
memiliki pemain rata-rata berusia muda dalam Barclays Premier League dan
diikuti dengan lahirnya berjuta fans yang mendukung dan memprediksikan team
tersebut akan sangat berjaya dimasa mendatang.
Tahapan
pertama dalam proses ideational ini
merupakan analisis mengenai kemunculan participant yang berperan dalam teks tersebut.
Adapun tabel kemunculan perticipant berikut ini,
No
|
Participants
|
Occurence
|
Percentage
|
1
|
Jesus
Fernandes Saez (Suso)
|
70
|
51,85%
|
2
|
Brenden
Rodgers (the boss)
|
14
|
10,37%
|
3
|
The Spaniard
|
2
|
1,62%
|
4
|
Fans
|
3
|
2,22%
|
5
|
Pundit
|
1
|
0,74%
|
6
|
Steven
Gerrard and Luis Suarez
|
4
|
2,29%
|
7
|
Andre Wisdom
and Raheem sterling
|
4
|
2,29%
|
8
|
Non human
|
27
|
27,55%
|
TOTAL
|
125
|
100%
|
Tabel 1.2
Dari
tabel di atas, dengan jelas diketahui bahwa Suso mengalami kemunculan terbanyak
dibandingkan participant lainnya. Persentase Jesus Fernandes Saez yang mencapai
51,85% ini mengindikasikan bahwa Suso yang menjadi topik utama dari teks
terkait. Hal lain yang menggambarkan Suso merupakan topik utama dari teks
tersebut tergambar jelas dari judul dan banyaknya pernyataan langsung yang dikutip
dari ujaran Suso itu sendiri.
Participant berikutnya
yang memiliki persentase cukup banyak yaitu sekitar 10,37% diduduki oleh
Brenden Rodgers yang merupakan boss dari Liverpollfc. Hal tersebut mencerminkan
bahwa Brenden Rodgers cukup berpengaruh terhadap Suso yang menjadi participan
utama dalam teks tersebut. Participan lainnya yang memiliki kaitan yang cukup
erat dan berpengaruh adalah Fans, 2,22%.
Tahap
analisis ketiga dalam gagasan metafunction
ini adalah process type. Proses ini
merupakan bagian sentral yang menduduki sistem transitivity. process type menjelaskan
perbedaan kejadian-kejadian yang dikonstruksi oleh penulis. Setiap proses
direalisasikan oleh kata kerja yang digunakan dalam setiap klausa (Halliday:
2004). Process type atau Predicative ini terbagi kepada empat
macam : (1) material process, proses dalam melakukan sesuatu secara fisik,
dilakukan oleh seseorang (actor)
terhadap seseorang atau sesuatu lainnya (goal),
(2) behavioral process, menggambarkan
kebiasaan fisiologis dan psikologis, participant dalam proses ini disebut behaver, (3) mental process, proses
pengindraan, baik melalui panca indra secara langsung ataupun dengan melalui
perasaan dan pemikiran. Participant yang
berperan dalam dalam proses ini disebut senser
sedang objek pengindraan disebut
dengan phenomenon, (4) verbal precess, proses pengungkapan
pesan secara lisan dan biasanya ditandai oleh simbol ungkapan, misalnya say, conclude, argue dan lain
sebagainya. Dalam proses iti terdapat receiver
(objek verbalisasi), verbiage/range
(verbialisasi sendiri), target (objek penderita), (5) relational process, proses kepemilikan. Proses ini diklasifikasikan
berdasarkan fungsinya, apabila ditunjukan untuk menggambarkan sesuatu maka
disebut attributive ( participant berupa carrier dan attribute)
sedangkan apabila menunjukan suatu kualitas sesuatu maka disebut dengan identifying (participant berupa token dan value), (6) existential,
proses yang menunjukan keberadaan sesuatu, ditandai dengan penggunaan kata
penunjuk, misalnya there is, that is,
there are, dan lain sebagainya.
Data mengenai hasil
analisis process type yang diperoleh
dari teks “Suso : my life in LFC’s first team” dapat dilihat dari tabel dibawah
ini:
No
|
Process Type
|
Occurence
|
Percentage
|
1
|
Material
Process
|
44
|
31,43%
|
2
|
Behavioral
Process
|
8
|
5,71%
|
3
|
Mental
Process
|
20
|
14,29%
|
4
|
Verbal
Process
|
14
|
10%
|
5
|
Relational
Process
|
53
|
37,86%
|
6
|
Exixtential
Process
|
1
|
0,71%
|
TOTAL
|
140
|
100%
|
Tabel 1.3
Jenis
proses yang paling banyak muncul yaitu relational
process dengan persentase 37,86%. Penomena tersebut disebabkan perlunya
penjelasan dan pengidentifikasian participan yang terlibat dalam teks.
Persentase terbanyak kedua dengan persentase 31,43% dimiliki oleh material
process guna menjelaskan tindakan atau perbuatan yang dilakukan oleh
participan-participan yang ada. Mental
process dengan 14,29% mengindikasikan kehadiran-kehadiran perasaan,
pengindraan dan pemikiran dari participant. Banyaknya verbal proses menunjukan bahwa
teks tersebut banyak diambil dari mengutip pernyataan langsung dari participant
yang terkait dalam teks.
Elemen ketiga dari
ideational ini adalah circumstances. Garot
dan Wignel menerangkan jenis-jenis circumstance yang terbagi kepada tujuh
bagian : (1) circumstances of time
(temporal) menceritakan mengenai waktu atau kapan sesuatu terjadi, seberapa
lama dan seberapa sering, (2) circumstances
of place, keterangan yang menjelaskan mengenai waktu, (3) circumstances of manner, menjelaskan
mengenai bagaimana seseorang melakukan sesuatu, (4) circumstances of clause, menerangkan alasan terjadinya suatu kejadian serta memberikan informasi
tentang sebab terjadinya suatu kejadian, (5) circumstances of accompaniment,
menerangkan keikut sertaan seseorang dalam melakukan suatu hal, (6) circumstances of manner,
menginformasikan tentang bagaimana seseorang melakukan sesuatu, (7) circumstances of role, penggambaran
mengenai bagai mana peranan seseorang dalam melakukan sesuatu.
Kemunculan jenis-jenis
circumstances dan persentasenya dapat dilihat dari tabel dibawah ini :
No
|
Circumstances
|
Occurrence
|
Percentage
|
1
|
The use of
Circumstances of time
|
18
|
25%
|
2
|
The use of
Circumstances of place
|
32
|
44,44%
|
3
|
The use of
Circumstances of manner
|
8
|
11,11%
|
4
|
The use of
Circumstances of cause
|
5
|
6,94%
|
5
|
The use of
Circumstances of accompaniment
|
5
|
6,94%
|
6
|
The use of
Circumstances of matter
|
2
|
2,78%
|
7
|
The use of
Circumstances of role
|
2
|
2,78%
|
Total
|
72
|
100%
|
Tabel 1.4
Dari
tabel diatas, kemunculan circumstances of
place menduduki angka terbanyak dengan persentase 44,44%. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa participant yang ada memiliki kaitan yang erat dengan
suatu tempat dan banyaknya pernyataan yang memerlukan informasi berupa
keterangan tempat. Penggunaan circumstances
of time mencapai 25% yang menandakan bahwa keterangan waktu banyak
dimunculkan dalam teks mengenai Suso tersebut, sehingga runut kejadian-kejadian
yang ada jelas keterangan waktunya. Circumstances
of manner yang menerangkan mengenai cara
dan menjelaskan tentang kejadian apa yang terjadi menduduki persentase
11,11%. Sedangkan circumstances of cause
6,94%, accompaniment 6,94%, manner 2,78% dan circumstances of role 2,78% kemunculannya tidak terlalu penting
untuk memperkuat teks tersebut.
Maka
dapat disimpulkan bahwa dalam teks “Suso : My life in LFC’s first team”
kemunculan participan Suso, relational
process dan circumstances of place
menunjukan bahwa keterlibatan Suso sangatlah dominan dalam setiap event yang
ada dalam teks dan peristiwa-peristiwa tersebut berkaotan erat dengan suatu
atau beberapa tempat, misalnya Suso berada pada team apa, dimana ia biasa
berlatih, dimana Suso dilahirkan dan lain sebagainya.
b.
Interpersonal Metafunction
Teks “Suso : My life in
LFC’s first team” dikategorikan dalam
bentuk mood declarative dengan
keragaman pada setiap klausanya. Tabel declarative dapat dilihat dari tabel dibawah ini:
No
|
Jenis
kalimat
|
Occurence
|
Percentage
|
1
|
Declarative
|
140
|
100%
|
2
|
Imperative
|
-
|
-
|
3
|
Introgative
|
-
|
-
|
Tabel 1.5
Text mengenai Suso ini
memiliki mood type declarative secara
keseluruhan karena memang memiliki presentase 100% declarative. Declarative
itu sendiri merupakan tipe atau jenis yang paling
penting. Dan tipe inilah yang paling sering digunakan dalam penulisan teks,
dari pada tiga jenis tipe kalimat yang lain (Interogatif, imperatif dan
esklamatif). Kalimat deklaratif secara mudah menyatakan fakta atau argumen,
menyatakan gagasan tanpa meminta jawaban atau tindakan dari pembaca. Tipe
kalimat ini tidak memberi perintah atau permintaan dan tidak juga menanyakan
sesuatu hal. Jenis ini adalah jenis yang paling mudah dan sederhana karena
subyek dan predikatnya memiliki urutan kata yang normal. Hal tersebut juga lagi-lagi dapat menunjukan
posisi penulis yang bersikap netral.
Dalam mood declarative sesalu memiliki
polarity yang pada umumnya positif dan negatif pada setiap klausanya. Tabel
polarity dapat dilihat pada tabel berikutnya :
No
|
Polaruty
|
Occurence
|
Percentage
|
1
|
Positive
|
131
|
93,57%
|
2
|
Negative
|
9
|
6,43%
|
TOTAL
|
140
|
100%
|
Tabel 1.6
Informasi
yang dapat dibaca dari tabel di atas menunjukan penulis banyak menyampaikan
informasi dalam bentuk deklaratif atau kalimat positif dengan persentase 93,57%
dibandingkan kalimat negatif yang hanya memiliki persentase 6,43%.
Teks
“Suso : My life in LFC’s first team” 131 klausanya disampaikan dalam bentuk deicticity
temporal (finite tense) sementara deicticity
modality hanya muncul dalam 9 klausa saja. Berikut tabel persentase
deicticity :
No
|
Deicticity
|
Occurence
|
Percentage
|
1
|
Temporal
|
131
|
93,57%
|
2
|
Modality
|
9
|
6,43%
|
TOTAL
|
140
|
100%
|
Tabel 1.7
Rendahnya persentase modality yang tergambar pada tabel
1.7 di atas mengindikasinya rendahnya pengaruh penulis dalam teks tersebut. Hal
ini dipengaruhi pula dengan cukup banyaknya pernyataan yang dikutip secara
langsung dari penuturan participant yang ada dalam teks tersebut.
Sembilan klausa yang menempati deicticity modal terbagi
lagi dalam tiga bentuk yaitu, finite
probability, obligation dan ability. Adapun data yang diperoleh sebagai
berikut:
No
|
Modal Finite
|
Occurence
|
Percentage
|
1
|
Probability
|
-
|
-
|
2
|
Obligation
|
5
|
55,56%
|
3
|
Ability
|
4
|
44,44%
|
TOTAL
|
9
|
100%
|
Tabel 1.8
Modal finite obligation muncul dalam 5 klausa dengan persentase 55,56%,
sedangkan modal finite ability muncul
dalam 4 klausa dengan persentase 44,44%
Lalu dalam proses deicticity
temporal atau finite tense terbagi
lagi menjadi tiga jenis tenses
yaitu, present tense, future tense dan
past tense.
No
|
Tense Finite
|
Occurence
|
Percentage
|
1
|
Present
tense
|
107
|
81,68%
|
2
|
Past tense
|
21
|
16,03%
|
3
|
Future tense
|
3
|
2,29%
|
TOTAL
|
131
|
100%
|
Tabel 1.9
Jenis present tense mencapai 81,68% dan merupakan tense
finite terbanyak yang sering muncul dalam teks. Hal ini menggambarkan bahwa
genre teks yang dianalisis dapat dikategorikan dalam genre descriptive.
Kembali kepada tujuan teks itu sendiri, teks yang diunduh dari situs internet
Liverpoolfc.com ini berfungsi menggambarkan proses perjalanan karir Jesus
Fenandes Saez ,segala aktivitas dan karakternya sebelum dan sesudah terkenal
seperti sekarang ini.
Banyaknya participant dalam teks dapat dikategorikan
kepada speaker, speaker+, addressee, dan non-interactant. Subject participant
non-interactant dalam teks mengenai pesepak bola Suso memperoleh angka paling
besar yaitu mencapai persentase 76,43% diikuti oleh speaker ysebesar 20,17%,
adressee 2,14% dan Speaker + yang hanya memiliki persentase 0,71%. Berikut
tabel repersentasinya :
No
|
Subject
Person
|
Occurence
|
Percentage
|
1
|
Speaker
|
29
|
20,7%
|
2
|
Speaker+
|
1
|
0,7%
|
3
|
Addressee
|
3
|
2,1%
|
4
|
Non-interactant
|
107
|
76,4%
|
TOTAL
|
140
|
100%
|
Tabel 2.0
Dalam teks “Suso: My life in LFC’s first team”
menghadirkan circumstancial adjunct dan comment adjunct. Diketahui bahwa circumstancial adjunct
memiliki persentase 87,93%, dan 12,07%
berupa comment adjunct. Tabel representasi terkait dapat dilihat dari
tabel selanjutnya :
No
|
Type of
adjunct
|
Occurrence
|
Percentage
|
1
|
Circumstancial
adjunct
|
51
|
87,93%
|
2
|
Comment
adjunct
|
7
|
12,07%
|
3
|
Conjunctive
adjunct
|
-
|
-
|
TOTAL
|
58
|
100%
|
Tabel 2.1
Berdasarkan analisis yang diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan
teks “Suso: My life in LFC’s first team” dikategorikan kedalam genre
descriptive yang mempunyai tujuan berupa menggambarkan mengenai perjalanan
karir dan berbagai usaha yang dilakukan oleh Jesus Fernandes Saez di dalam team
Liverpollfc. Hal tersebut dapat dilihat dari jenis polarity yang muncul.
Polarity paling dominan atau bahkan hamir sebagian besar yang muncul berupa
polarity positif. Selain itu penulis menggambarkan berbagai macam kejadian
sebagian besar menggunakan deicticity temporal. Modal finite present lebih
banyak muncul dibandingkan modal finite lainnya guna menggambarkan dan
membangun teks dengan genre descriptive dan teks tersebut memang banyak diambil
dari kutipan langsung participant terkait. Jenis subject person yang paling
banyak muncul berupa non-interactant. Lalu jenis adjunct yang paling banyak
digunakan yaitu jenis circumstancial adjunct.
c.
Textual
Dalam
konteks textual atau tematic structure di dalamnya mengkaji mengenai theme dan
rheme. Terdapat tiga bagian yang tergolong kepada theme yaitu topical (ideational), textual dan interpersonal. Untuk mempermudah dalam penganalisisan dalam tahap textual ini salah satunya adalah
mengetahui apa yang menjadi syarat topical theme, dimana topical adalah point
penting dalam penganalisisan ini. Dalam buku AN INTRODUCTION FUNCTIONAL GRAMMAR
(M. A. K. HALLIDAY : 2004:79) mengtakan bahwa “We refer to this constituent, in its texttual function, as the topical
theme”. Yang artinya bahwa topical
theme adalah pokok dari fungsi tekstual dan memiliki ciri-ciri yaitu muncul
di awal clausa, menduduki satu fungsi transitifity
(participant, process dan circumstance, selain itu memiliki
ciri-ciri memiliki karakteristik berupa sesuatu yang ditonjolkan pada clausa
yang bersangkutan).
Dalam
teks “Suso: My life in LFC’s first team” diketahuai bahwa textual team
dipersentasikan sebanyak 13,68%, sedangkan topical
team muncul lebih banyak dengan persentase sebesar 86,32%. Kemunculan theme dalam teks mengindikasikan
paradigma seorang penulis atau pembicara. Persentase jenis-jenis theme yang terdapat dalam teks bisa
dilihat dibawah ini :
No
|
Type of
Themes
|
Occurence
|
Percentage
|
1
|
Topical
|
101
|
86,2%
|
2
|
Interpersonal
|
-
|
-
|
3
|
Textual
|
16
|
13,68%
|
TOTAL
|
117
|
100%
|
Tabel 2.2
Dalam Teks “Suso: My life in LFC’s
first team” terdapat textual theme
jenis continuatives, conjunctives dan
structural. Gerot dan Wegnel (1994)
dalam bukunya making sense of functional
grammar mengemukakan bahwa continuative
selalu muncul di awal klausa atau kalimat. Data yang diperoleh dari proses
analisis memperlihatkan bahwa conjunctives
muncul sebanyak 10 kali dengan persentase 19,6%. Hal tersebut mengindikasikan
bahwa penulis membutuhkan kata sambung pada setiap perpindahan paragraf agar
teks tidak terlihat rumpang dan menghasislkan teks yang cohesion. Kemudian conjuctunctive adjuncts (sama halnya
seperti kata sambung namun memiliki posisi yang bisa dibalik atau si kata
penghubung tersebut bisa diletakan dimana saja) memiliki persentase sebanyak
3,9 % dengan 2 kali kemunculan, sedangkan conjuction
atau structural (kata sambung
yang memiliki posisi relatif tetap atau tidak bisa dipindah-pindah layaknya conjunctive
adjuncts), muncul sebanyak 39 kali atau 76,4% hal tersebut
menggambarkan bahwa penulis bertujuan membentuk kalimat efektive. Kalimat
efektif itu sendiri yaitu kalimat yang koherens, yaitu adanya hubungan
timbal-balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur ( kata atau kelompok kata )
yang membentuk kata itu. Setiap bahasa memiliki kaidah-kaidah tersendiri
bagaimana mengurutkan gagasan tersebut. Ada bagian-bagian kalimat yang memiliki
hubungan yang lebih erat sehingga tidak boleh dipisahkan, ada yang lebih
renggang kedudukannya sehingga boleh ditempatkan dimana saja, asal jangan
disisipkan antara kata-kata atau kelompok-kelompok kata yang rapat hubungannya. Text mengenai Suso memiliki tingkat koherensi yang cukup tinggi karena:
a). Tempat kata
dalam kalimat sesuai dengan pola kalimat.
b). Ketepatan menggunakan
kata-kata depan, kata penghubung, dan sebagainya.
c). Pemakaian kata, baik karena merangkaikan dua kata
yang maknanya tidak tumpang tidih, atau hakekatnya mengandung kontradiksi.
d). Benar dalam menempatkan keterangan aspek (sudah, telah.,
akan, belum, dan sebagainya) pada kata kerja tanggap.
Adapun tabel persentasenya
:
No
|
Type of Textual
Theme
|
Occurence
|
Percentage
|
1
|
Continuatuve
|
10
|
19,6%
|
2
|
Conjunctive
|
2
|
3,9%
|
3
|
Conjuction
(Structural)
|
39
|
76,4%
|
TOTAL
|
51
|
100%
|
Tabel 2.3
Jenis-jenis topical
theme terbagi kepada empat bagian yaitu marked
topical theme (Susunan kalimat yang tidak biasa atau tidak umum) yang muncul sebesa 7,4%, unmarked topical theme (kalimat dengan susunan biasa dan tidak
hendak menonjolkan sesuatu) sebesar 77,7%, more
marked (kalimat yang tidak biasa dan cukup rumit) mendapatkan presentase sebesar 14,8% dan yang
terakhir extremely marked (Kalimat
yang sangt rumit dan susunannya sangan tidak biasa) yang tidak ditemukan dalam
teks sehingga persentasenya sebanyak 0%. Berikut tabel type of topical theme :
No
|
Type of
Topical Themes
|
Occurrence
|
Percentage
|
1
|
Marked
Topical Themes
|
10
|
7,4%
|
2
|
Unmarked
Topical Themes
|
105
|
77,7%
|
3
|
More Maked
Topical Themes
|
20
|
14,8%
|
4
|
Extremely
Maked Topical Themes
|
-
|
-
|
TOTAL
|
135
|
100%
|
Tabel 2.4
Jenis-jenis unmarked yang muncul dalam teks,
berupa nominal group as theme yang muncul sebanyak 71 kali atau 75,53%, nominal
group complex as theme yang muncul sebanyak 21 kali atau 22,34% dan embedded clause muncul 2 kali dengan
persentase 2,13%. Berikut persentasenya :
No
|
Type
of unmarked topical theme
|
Occurrence
|
Percentage
|
1
|
nominal
group as theme
|
71
|
75,53%
|
2
|
nominal
group complex as theme
|
21
|
22,34%
|
3
|
embedded
clause
|
2
|
2,13%
|
TOTAL
|
94
|
100%
|
Tabel 2.5
Adapun jenis-jenis marked topical theme berupa
adverbial as theme, prepositional phrase as theme dan complement as theme.
Dengan data yang diperoleh terdapat pada tabel berikut:
No
|
Type
of marked topical theme
|
Occurrence
|
Percentage
|
1
|
adverbial
as theme
|
5
|
71,43%
|
2
|
prepositional
phrase as theme
|
-
|
-
|
3
|
complement
as theme
|
2
|
28,57%
|
TOTAL
|
7
|
100%
|
Tabel 2.6
Dari data diatas diperoleh bahwa adverbial as
theme macapai persentase sebanyak 71,43%, prepositional phrase as theme 0% dan
complement as theme dengan 2 kali kemunculan memperoleh presentase 28,57%.
Kesimpulan
Dalam
proses analisis teks “Suso : My life in LFC’s first team” bila dilihat dari
data-data yang diperoleh berupa kemunculan conjunction, marked Topical themes,
nominal group as theme dan adverbial as theme yang lebih dominan diantara yang
lainnya, maka dapat disimpulkan teks tersebut memiliki tingkat coherensi dan
cohesi yang cukup tinggi dengan bantuan kemunculan conjunction yang banyak.
Selain itu teks tersebut mudah dicerna oleh pembaca sehingga pesan yang
terkandung dalam teks dapat dimengerti dengan baik, hal tersebut ditandai
dengan kemunculan unmarked topical themes yang sangat banyak.
REFERENCES
Eggins, S. (1994). An Introduction to Systemic Functional Linguistics. London: Pinter
Publishers Ltd.
Gerot, L. And Wignell, P. (1994). Making Sense of Functional Grammar.
Sidney: Antipodean Educational Enterprise (AEE).
Halliday,
M.A.K. (2004). Introduction to Functional
Grammar. London: Edward Arnold
Hornby, A.S. (2003). Oxford Advanced Learner’s Dictionary. New York: Oxford University
Press.
Lehtonen,M.
(2000). Cultural Analysis Of Texts.
London: SAGE publication Ltd.
� ��ni(
Thank you Ita, this article makes me more understand about SFL and Transifity :)
ReplyDeleteThanks ita. It's a good reading
ReplyDeleteare your lecture is mr. lala bumela ? omg! he is my favorite lecture!
ReplyDelete