Judul
diatas merupakan pertanyaan besar yang saat ini bersarang di otak besar dan
kecil saya mengenai dunia pendidikan yang terjadi saat ini. Apa yang harus
dibenahi dan apa yang harus ditingkatkan dalam dunia pendidikan di negeri
tercinta ini.
-Pendidikan
merupakan suatu usaha yang secara sadar diciptakan untuk membentuk, mengarahkan
dan menggiring peserta didik agar lebih baik dalam segala aspek baik itu
intelektual maupun sosial,dan pendidikan selalu terjadi dalam ranah formal
maupun informal, sadar ataupun tidak.-
Berdasarkan
pemahaman saya tentang makna pendidikan diatas, maka seharusnya siswa/i yang
telah maupun sedang mengecam pendidikan haruslah sudah terbentuk menjadi
seorang yang memiliki high intellectual dan
memiliki good attitude, hal tersebut
diperkuat dengan lamanya jangka waktu belajar yang disuguhkan pada anak-anak
negeri ini, sekolah dasar selama 6 tahun, sekolah menengah pertama dan menengah atas masing-masing 3 tahun, bahkan banyak yang mengenyam pendidikan hingga perguruan tinggi S1, S2, S3
dll. Namun apa yang terjadi?? Banyak terjadi hal-hal yang membuat dunia
pendidikan kita menjerit bahkan hingga menangis darah.
Apabila
melihat berita-berita di TV sungguh bukanlah hal yang aneh bila kita sering
disuguhi dengan kabar mengenai kenakalan-kenakalan remaja seperti pelecehan
sexual, obat-obattan terlarang, tawuran sampai pada suatu permasalahan besar
maupun kecil yang berbuntut pada kematian. Sama halnya dengan para dewasa yang
berada di negeri ini yang seharusnya menjadi panutan para muda/i untuk menjadi
pribadi yang lebih baik, misalnya sering sekali kita dengar dan bahkan sudah
sangat muak untuk mendengar berita mengenai korupsi yang tak pernah berhenti
dan bahkan pesimis akan lenyapnya penyakit serakah yang nampaknya sudah mendarah
daging. Terlebih berduka ketika diketahui mereka yang korup memiliki background pendidikan yang baik dan
mantap. Bersekolah dan berkuliah di luar negeri, dengan universitas-universitas
bergengsi di dunia, Tapi tetep saja tak memiliki moral, olehnya hal tersebut
bukanlah jaminan dan bukan sesuatu yang menjadi prioritas utama untuk
diperhitungkan.
Dalam
kasus korupsi para petinggi di negeri ini seperti diatas, saya memiliki sudut
pandang bahwa mereka memang pintar, cerdik untuk membaca kesempatan dan lihai mencari
peluang sebesar mungkin (peluang mendapat uang). Namun bumeranglah yang mereka
dapatkan apabila warisan pendidikan yang dimiliki tidak dilapisi oleh sikap
yang terpuji. Jadi mana yang harus dibenahi?
Pendidikan
di negeri ini lebih cenderung berfokus hanya pada pengajaran -pemberian materi
yang sesuai dengan kurikulum dan silabus yang telah ditentukan- semata. Itulah
kunci utama mengapa kwalitas secara psikologis orang-orang di negeri ini nampak
tidak mengalami perubahan, apa bedanya yang bersekolah dan tidak? Seragam? Pola
pikir?. Bila ada orang yang berpendapat pola pikir yang membedakan mereka, lalu
bagaimana dengan orang-orang sukses nan santun yang berada di lingkungan kita
padahal tak bersekolah ataupun hanya lulusan sekolah dasar saja?
Dari
pemaparan diatas sudah jelaslah sebenarnya bahwa jalan keluar dari kegalauan
pendidikan selama ini adalah pola pikir dan hasrat pendidik/pengajar (Guru,
Dosen, Orang tua) untuk lebih berfokus pada pembentukan sikap peserta didik
terlebih dahulu. Bentuklah mereka menjadi pribadi yang santun, memiliki rasa
tanggung jawab, jujur dan saling menghargai misalnya. Karena dengan telah
tebentuknya sikap-sikap seperti itu, maka dengan mudah pendidik dapat bekerja
sama untuk menciptakan atmosfir pendidikan yang positif dan melahirkan simbiosis
mutualisme disana.
Dengan
apa hal tersebut bisa terbentuk?
Niat,
kata tersebut yang harus pertama kali dipegang oleh semua pendidik dan calon
pendidik yang ada di negeri ini. Kesampingkan terlebih dahulu nafsu akan hasil
yang akan didapat, dalam hal ini gaji. Karena bila awalnya hanya berorientasi
pada uang, tersesatlah kita. Dan meranalah mereka anak-anak yang ingin
mendapatkan pendidikan yang maksimal. Tekadkan dalam hati bahwa, pendidik
memiliki kewajiban yang jauh lebih penting dari sekedar mencerdaskan, karena
hal yang utama dan paling dibutuhkan saat ini adalah pembentukan pribai, yang
tentunya diharapkan dan menjadi tombak utama untuk mereka bertahan dalam
ganasnya dunia di era sekarang ini.
Metode,
pemilihan metode sekarang ini sering hanya melihat mana metode yang cocok untuk
siswa agar mereka memahami materi dengan baik dan cepat, tanpa memprhitungkan
apakah metode tersebut juga akan mampu mempengaruhi sikap peserta didik. Itulah
yang sering terlupakan.
Menjadi
motivator yang baik. Apabila setiap pendidik menyisipkan motivasi, wejangan dan
pengayaan moral pada siwa pada setiap waktunya, maka sukseslah guru tersebut
dalam mengajar. Namun pendekatan, pemilihan kata-kata juga harus diperhitungkan
nampaknya. Pernah saya mengalami kejadian yang benar-benar tak terduga, dimana
saya jujur sedikit risi melihat siswa/i banyak tingkan di dalam kelas, saat
saya berniat untuk mengarahkan dan mendidik mereka agar mampu menghargai orang
lain, bukanlah input yang baik yang mereka terima malah sebaliknya. Hal tersebut
tentulah membuat saya terlihat menjadi seseorang yang ingin memeksakan mereka
berubah secara instan pada waktu itu juga, padahal tidak seperti itu. Jadi,
balajar dari kesalahan saya, pemilihan kata-kata, intonasi bahkan mimik muka
dalam memberikan stimulus pada siswa/i harus benar-benar menjadi perhitungan.
Poin
terakhir yang mungkin mampu membantu dalam kelancaran proses belajar mengajar
adalah kerja sama antara pengajar formal (guru) dan orang tua. Sering kali
mereka saling menyalahkan dan menuding bahwa salah satu dari mereka tidak becus
mengajar/mendidik, padahal keduanya benar-benar sangat dibutuhkan untuk
mencapai main goal yang diharapkan, saling berkonsultasi dan bekerja sama, baik
dalam hal sikap maupun prestasi belajar.
Segala
poin yang dipaparkan diatas akan berjalan dan ampuh bila dilakukan sedari dini
dan dilakukan oleh banyak pihak atau bahkan seluruh pihak. Mari sama-sama
mengganti cover pendidikan yang telah usang di negeri ini, kita godok mereka
dalam lamaya waktu belajar dengan pemberian penguatan sikap dan ahlak juga
kwalitas berfikir yang baik bahkan jauh lebih baik dari sebelumnya, tentunya
dengan berani menghadapi segala resiko yang mungkin muncul dalam setiap usaha
yang dilakukan.
Haha I don't really now what it is but,hey...nice!
ReplyDelete