Disinilah awalnya.
Tak ada tuntutan sama sekali untuk orang tua agar mereka mengijinkanku untuk hang out sama temen-temen ataupun pergi sendiri meski hanya sekedar window shoping. Aku merasa inilah aku, dan aku cukup puas dengan hidupku.
Namun semuanya sedikit berbeda setelah satu tahun aku menginjakan kaki di perguruan tinggi. Bukan karena jadi ingin pergi jalan-jalan, nongkrong atau cekakakan bareng teman-teman baru dalam menghabiskan waktu seusai kuliah. Jadwal kuliah yang loncat-loncatlah yang memaksaku untuk meminta dikostkan saja di lokasi sekitar kampus. Diizinkan? tidak, jawaban pertama yang keluar dari mulut ibuku, dan tentu saja sudah bisa aku tebak sebelumnya. Apa mau dikata, aku harus rela pulang tak tentu waktu dan dengan menggunakan mobil umum pula.
Satu tahun aku lalui dengan PP (pulang-pergi) kampus - rumah. Dan lagi-lagi aku tak merasa itu beban, bahkan menikmatinya. itu seperti hiburan,kepenatan karena tugas kadang terbayarkan dengan banyaknya pemandangan indah yang Tuhan suguhkan selama 40 menit perjalanan yang aku pakai untuk tiba di rumah/kampus. Namun ibu tetaplah ibu, sekeras apapun ia, ia pasti merasa hawatir dan kasiahan melihat aku, seorang gadis yang harus pulang larut sore dan nampak selalu kelelahan seusai pulang dari kampus.
Tepat saat memasuki tingkat 2 (semester 3 tentunya), ibu menanyakan niat ku dulu untuk ngekost. Aku kaget, dan memang masih menginginkan itu, terlalu memakan waktu dan energi bila harus PP setiap waktu, belum lagi kalau ada jadwal dadakan yang harus aku ikuti saat itu juga sedangkan aku baru saja sampai di rumah.
Semuanya terjadi secara mendadak dan kebetulan. Kebetulan dua temanku juga ingin ngekost karena memang rumah mereka cukup jauh sedangkan ada jadwal yang membuat kita harus pulang malam. Tak ambil pikir lama, kita bertiga nyari tempat kost yang besar dan bisa untuk kost bareng-bareng. Kebetulan lagi, teman yang sudah lebih dahulu kost, memberi tahu temapat kost yang kami inginkan.
Awal baru, kehidupan baru.
Tentu tak mudah untuk pertama kali. Dipaksa oleh keadaan untuk jauh harus mandiri dan memanage uang sebaik mungkin, dan itu sempat membuat saya sangat kerepotan, kehabisan uang lah, beda paham dengan orang baru dll.Tak lama kami menghabisakan waktu disana, hanya sekitar 3 bulan saja. Ketidak nyamannan akan lingkungan kami, mendorong kami untuk hengkang dan beralih ke tempat yang jauh lebih nyaman, sulit saat itu untuk mendapatkannya, tapi kebetulan, karena si teman yang sama lagi, ia memberi tahukan bahwa tempat dimana ia kost jauh lebih nyaman dan tersedia 1 kamar untuk 2 orang.
Kami bertiga, akhirnya terpisah, bukan karena harus memilih satu diantara dua, tapi si teman yang satu, katakan saja Ida, harus mencoba PP kembali karena desakan orang tua.
Tinggalah aku dilinhkungan baru, orang-orang baru dan pendekatan baru. Hal tersebut selalu menjadi hal tersulit yang harus aku hadapi, tak bisa memulai dan menegur untuk pertama kali.
"kamu jutex banget kata anak-anak kamar sebelah, takut katanya mau negur duluan juga", pernyataan itu sontak seperti tersambar petir disiang bolong, aku hanya tersenyum dan berpikir, sengeri itukah aku?.
Itu pecutan untuk aku memulai segalanya.
Siang itu, aku tak nyaman dengan atmosfir rumah yang penuh dengan pintu-pintu kamar ini. Aku tak nyaman, tiba-tiba.
Ada ruangan khusus disini untuk kita melepas waktu luang, nonton TV bareng-bareng atau hanya bercanda gurau. Dan tempat di lantai pertama itu menjadi saksi aku memulai berani menegur orang lain di kostan ini, mencairkan suasana dan memperkenalkan aku yang sebenarnya. Tak seekstrim yang selama ini mereka pikirkan, bahkan mereka sampai bisa tertawa terbahak setiap saya berargumen dan membicarakan mengenai satu topik. Semuanya berubah, aku bukan aku yang jutex lagi, aku kini layaknya badut yang selalu menghidur di tempat-tempat rekreyasi atau acara perayaan ulang tahun anak-anak kecil misalnya. tentulah, keadaan jauh lebih baik dan nyaman saat itu.
Aku mengenal kalian terlalu jauh.
Entah berapa lama tepatnya kita di kostan kosblo sudah saling mengenal satu sama lain dengan sangat baik.- Kosblo (kostan jomblo), sebutan yang kami buat sendiri karena jarang sekali ada cwo ngapel yang datang, memang karena banyak yang jomblo juga ada yang ,memiliki pacar tapi LDR (jauuuuuuh). :D-
Bayangan negatif tentang dunia perkost an 180 derajat berubah karena kostan ini. Sholat berjamaah, lantunan ayat suci al-quran dan tak keluyuran sepulang kuliah membuat saya sangat betah bahkan mungkin untuk sementara ini melebihi kenyamanan saya saat berada di rumah, meski harus makan apa adanya, terkadang telat atau masak bareng-bareng dengan cita rasa yang pas-pasan, semuanya nampak nikmat. dan tak bisa dibayangkan jika hal ini harus berakhir dalam kurun waktu 1 tahun kedepan.
Masalah selalu ada saja di kostan ini, dari anak-anak yang ngedumen tentang Juragan kost yang cerewet, salah paham antar masyarakat disini atau bahkan masalah pribadi yang kadang kita carikan solusinya bareng-bareng dan apa yang harus dilakukan.
Kalian saudara bukan teman!
Saking seringnya ngeluangin waktu bereng-bareng kaya ngobrol, masak, ibadah, jalan-jalan dan pergi kuliah kompak banget (bareng-bareng juga) ngebikin ni otak menjabarkan kalian adalah keluarga, untuk aku secara pribadi, selalu saja ingin berbagi sebisa mungkin, menjaga kalian untuk tak pernah ada yang hengkang dan tertawa bersama, selalu ceria intinya.
Hidupku lebih berwarna dan bermakna.
Entah karena kebetulan berada dan memang selalu berada di zona aman, maksudnya, selalu dikelilingi orang-orang baik. Aku sangat senang untuk ngambil keputusan kost. Belajar banyak hal dari setiap detik pergerakan yang ada dan dari setiap penggalan perkataan atau tingkah teman-teman yang sangat unik dan berbeda, sampai-sampai hal paling serunkalo ada yang mudik dan pasti yang tunggu oleh2 khas daerah masing-masing, ya bukan kewajiban si,tapi seneng aja kalo sekalinya datang ke kostan eh dibawaiin makannan yang unik pula, seruuu deh, pada ributan (bukan karena kelaperan, cuma meramaikan suasana) hihi Diri ini selalu belajar lebih dewasa, mampu merubah karakter yang buruk demi kenyamannan banyak orang dan tentunya jauh menghargai kebersamaan bareng keluarga dan apalagi mencicipi masakan khas rumah si nyokap yang sangaaaaaaaaaaaaaaaat luar biasa, gak ada deh menu warteg atau jajanan yang setia menemani hari-hariku mampu menandingi supernya dan magic nya racikan si nyokap tercinta. Suka kengen juga si kadang buat ribut-ribut sama si adik. :D
Keseluruhan si, aku ngerasa, kostan ku adalah surga ketiga yang ada yang aku tahu. :)
Thanks buat kalian semua.
Semuanya karena "AKU MENGENAL KALIAN TERLALU JAUH", sampai lupa ingatan dalam urusan mengontrol emosi, semuanya terpancar begitu saja tanpa kendali otak, I AM SORRY FOR EVERYTHING" termasuk unjuk gigi dalam membuat ketidaknyamanan, heu
ReplyDeletewah, tak ada yang harus meminta maaf atau dimaafkan. kamu bagian dari syurga ini, yang mewarnai, abu kuning atau merah itu memang yang aku cari dan harus memang ada. :))
ReplyDeleteWoi.. Ada apa ini? ada apa ini?
ReplyDeleteIbu ratuu..Bapak Raja... toloooong ada kebakaran di kosblo!!!!!!
@ovi sophia :D teledor kamu, masak air sampe 4 jam. Untung gak kenapa2.
ReplyDelete