Sudah menjadi tradisi wajib dan rutin untuk para mahasiswa tingkat akhir pada jenjang S1 untuk menunjukan keterampilan mentrasfer ilmu yang sudah digodok para dosen tiga tahun sebelumnya. Itulah yang terjadi saat ini pada saya. Namun ada hal yang sedikit lucu dalam kegiatan PPL yang diselenggarakan kampus kali ini.
Biasanya, mahasiswa mendapatkan SKS PPL ini dalam keadaan free atau luang, seperti halnya tidak ada jam perkuliahan yang masih padat atau bahkan kosong untuk perkuliahan dan benar-benar terfokus pada kegiatan PPL saja.
Kali ini saya terjebak dalam waktu yang kasar. Kami harus memaksakan diri untuk melakukan banyak kegiatan dalam hari bahkan jam yang sama. aneh bukan? bagai mana bisa??
PPL VS KULIAH
Disinilah masalahnya, tuntutan kuliah yang masih 17 SKS memaksa saya dan ratusan teman lainnya untuk tidak mangkir dalam perkuliahan, kecuali kita sudah tidak peduli dengan nilai akhir nantinya. Disisi lain tanggung jawab di tempat PPL juga perlu dipertimbangkan untuk dapat ditinggalkan hanya karena kuliah.
Di pagi hari tentu saja kegiatan mahasiswa-mahasiswa di tingkat akhir dibuat sedemikian sibuknya. Tidak ada istilah tiduran sehabis sholat subuh atau bahkan duduk manis sambil sarapan pagi. Semuanya nampak jadi kacau balau. Jam 6.40 saya pribadi harus selalu sudah memasuki gerbang sekolah, padahal malam harinya terpaksa begadang untuk menyelesaikan tugas-tugas kampus yang harus dikumpulkan siang harinya, yang ironinya harus dikumpulkan pada jam 13.30 sedang keluar sekolah jam 13.45. (GOKIL) selain itu juga malam hari selalu disibukan dalam melakukan penilaian terhadap tugas-tugas anak sekolah yang menggunung dan menjadi lebih mengerikan dibanding nonton film HORROR sendirian di malam Jum'at akhir-akhir ini.
Banyak kejadian lucu bermunculan saat menjalankan kegiatan baru ini. Salah satunya adalah jadwal masuk kuliah yang muncul saat saya harus masih berada di sekolah untuk mengajar. Munculah perasaan yang memuakan dalam diri ini, dan parahnya hal tersebut sering berulang untuk kesekian kalinya. Dan jangan berharap saya bisa makan siang. Karena waktu istirahat biasa dihabiskan untuk sekolah atau sekedar sosialisasi bareng anak-anak PPL di sekolah yang sama.
Pikiran ngeri banyak bermunculan
Dalam keadaan yang semrawut tersebut, saya sering berpikan aneh-aneh, semisal ngebobol BANK nasional dan menggondol banyak rupiah disana, hingga dapat pergi ke luar negri hanya untuk melakukan cloningan atau menggandakan diri menjadi 2 atau bahkan 4, sehingga tidak perlu repot memikirkan tugas mana yang harus didahulukan, tempat mana ynag harus pertama didatangi, kegiatan apa yang pertama diambil. Sehingga semuanya nampak menjadi kehidupan yang normal kembali. atau terkadang saya benar-benar mengerti kenapa orang menciptakan film Dora Emon dengan segala keajaiban yang dia miliki untuk mempermudah kegiatan manusia yang memang terkadang berlebihan, andai saja pintu ajaib benar-benar ada. Kita setidaknya tidak akan terlalu terlambat dan kehabisan energi untuk pindah dari tempat yang satu ke tempat-tempat lainnya. Dan hal terakhir yang menjadi harapan terbesar saya adalah menemukan lampu ajaibnya Aladin. :D
Tawaran pekerjaan yang telat
Sela tiga tahun kebelakang, saya merupakan mahasiswa dengan kegiatan paling membosankan mungkin untuk mahasiswa lainnya, dikarenakan kegiatan rutin saya memang hanya kuliah-pulang-kuliah-pulang dan selalu seprti itu. Menyiibukan sendiri untuk belajar dan istirahat. Hal tersebut tentu saja bukan tanpa alasan, banyak hal yang mendasari saya untuk tidak terlibat dengan banyaknya kegiatan yang ditawarkan. Namun aneh, disaat sesibuk ini tiba-tiba bermunculanlah tawaran-tawaran asyik yang sulit untuk ditolak meski sebenarnya hanya sedikit tersisa ruang kosong yang seharusnya untuk beristirahat. Tawaran pertama datang dari salah satu dosen dimana saya menimba ilmu untuk menjadi Asisten dosennya. Tawaran kedua muncul dari tempat BimBel untuk mengisi kelas English, tawaran ketiga adalah proyek kampus dengan bekerja sama dengan dosen yang dirasa dapat berguna untuk referensi kedepannya. Semua tawaran itu kurang asyik karena muncul disaat yang kurang tepat. Sebenarnya gengsi untuk mengambil semua tawaran itu, tapi apa boleh buat. Saya selalu menganggap ini tebusan selama tiga tahun saya hanya melakukan hal yang membosankan dan terlampau ada di zona aman-aman saja.
PPL VS KULIAH ini semoga tidak terulang pada generasi mendatang, melihat mereka terlahir jauh lebih manja dan tidak seka memecahkan materi-meteri serumit ini. Biarkan mereka hidup di jalur Normal. :D
No comments:
Post a Comment