Untaian rasa untuk mu.

Untuk kamu yang senantiasa bersabar,

Kamu telah mendengar dan membaca tentang aku, siapa aku.
Kamu pun tahu, betapa rumit benang yang harus aku rapihkan kemarin.
Namun kamu terus menunggu dan percaya aku bisa menyelesaikannya.
Kamu benar, aku sudah merapihkannya. Lalu, ku simpan. Di tepat pertama kali aku mengambilnya.

Bila aku hanya sebuah buku,
aku sudah bertuliskan banyak cerita.
Ada yang aku suka dan aku benci.
Jangan pernah meminta aku merobeknya, aku sendiri bisa terluka.

Lihat,,,,
Ku siapkan halaman-halaman baru yang siap diisi.
Kali ini, aku teramat protektif. Tak lagi ku biarkan cerita yang aku benci tertuang di dalamnya.

Baru di halaman ke tujuh, aku sudah malas melanjutkan cerita baru ini.
Kamu, membawa seseorang yang bekerja keras membantingku.
Lagi-lagi, tak terbersit apa maunya. Dia siapa kamu?

Ku buka chapter sebelumnya,
kamu masih pemeran pertama yang aku andalkan.
tapi tidak dengan bayangan mu.

Ku berkeras diri untuk maju, berjuang, karena aku selalu begitu.
Tapi lagi-lagi, tersadarkan bahwa aku berdiri sendiri.

Kini ku hanya akan membiarkan cerita berhenti di halaman ke tujuh,
hingga seseorang benar-benar merayuku untuk kembali bercerita.
Aku pun ingin tahu akhir cerita ini, namun......
Aku tak berani menguntai kata, aku takut kertas ini habis.
Habis dengan akhir cerita yang.... lagi, aku benci.

Untuk kamu yang sekarang tak akan memahami alur ini,
aku dengan segala hitam ku, hanya ingin berdiam diantara ilalang.
Hingga aku mampu terbang, dengan sayap kupu-kupu ku.
Ajak aku bermetamorfosis.
Atau...
Biarkan aku tertiup angin bersama ilalang ini, hingga aku tahu kemana aku harus berpijak.