It's Yours

I just wanna talk what I want to talk.
There's no big idea down, But hope the simple thought will be a great simplicity.

Monday, 21 October 2013

Eight stages of identity development


Hasil terjemahan pribadi.

1.      Basic trust vs mistrust (Oral sensory)
Tahap ini muncul diantara manusia masih dalam usia 0 bulan sampai 18 bulan. Berdasarkan Erikson TVM (trust vs mistrust) ini merupakan tahapan paling penting dalam periode setelahnya. Anak dalam tahapan ini sangat membutuhkan perhatian yang terbaik dan maksimal dari perawat dan orang-orang sekitarnya, terlebih mengetahui bahwa selama ada dalam tahap ini anak selalu meniru atau belajar dari orang dilingkungannya.
Sudah kita ketahui bahwa tangisan bayi bisa mengindikasikan bahwa  bayi yang menagis tersebut haus, lapar atau bahkan sekedar menmbuang kotoran, dan orang tuanya tentulah memenuhi apa yang diharapkan bayi tersebut, dan akan selalu melakukan tindakan yang sama hingga bayi tersebut berada di masa balita. Dan saat anak merasakan cinta dari orang yang disekitarnya, anak tersebut akan menyimpan kepercayaan pada orang-orang tersebut. Namun berbanding terbalik bila kebutuhan bayi tersebut tidak terpenuhi, karena akan tumbuhlah rasa hilang kepercayaan dari anak tersebut (mistrust) terhadap orang disekitarnya.
Anak akan tumbuh dengan rasa penuh aman dan tenang ketika anak tersebut bisa percaya dan berhasil membangun keparcayaan terhadap orang disekitarnya.
2.  Autonomy vs shame and doubt (Muscular-anal)
Erikson berpendapat bahwa, anak di tahap ini difokuskan pada pengembangan indra dari kontrol pribadi. Tahapan ini dialami oleh anak diusia 18 bulan hingga 3 tahun.
Penerimaan rasa/pengindraan dari/terhadap kontrol pribadi merupakan tahapan penting di periode ini. Penggunaan perasaan dalam tahap ini akan menciptakan kemudahan pengontrolan emosi anak. Selain pemberian rasa cinta, pemilihan makanan, pakaian, mainan juga dibutuhkan untuk diperhatikan. Anak yang sukses ditahap ini akan merasa terjamin, percaya diri, sedang apabila komponen diatas tidak terpenuhi, mereka akan merasa tidak percaya diri dan memunculkan rasa keragu-raguan terhadap orang disekitarnya.
3. Initiative Versus Guilt
Tahapan ini muncul ketika anak berada dalam usia Pra-sekolah (3-5) tahun. Dalam tahapan ini anak mulai menunjukan kemampuan mereka, yang bisa kita amati dan cermati dalam permainan anak secara langsung dan atau interaksi sosial lainnya.
Anak-anak menunjukan kontril dan kemampuannya terhadap orang dilingkungannya dengan melakukan inisiatif, yaitu berupa merencanakan banyak kegiatan, seperti mengerjakan tugas-tugas dan tidak takut untuk menghadapi tantangan. Dalam tahap ini sangat penting untuk pengasuh untuk mendorong anak agar dapat mengeksplorasi dan memilih pilihan dari berbagai pilihan yang tersedia dengan tepat. Orang tua yang biasa menakut-nakuti anak (disengaja/tidak) akan membuat anak berada dalam ketakutan untuk menunjukan siapa dia dan sejauh mana dirinya telah berkembang. Selain itu juga, hal tersebut akan membuat anak tersebut sering bergantung pada orang lain. Pengalaman bermain dan berimajinasi dalam tahap ini memiliki perang yang penting. Anak akan merasakan kebebasan untuk memunculkan inisiatif mereka sendiri.
Sukses dalam tahap ini akan menggiring anak kepada tahap yang sesuai harapan, sedang bila gagal dalam tahap ini, anak akan hidup dalam perasaan yang terus dibayang-bayangi rasa bersalah dan takut dalam memunculkan inisiatifnya sendiri.
4. Industry VS Inferiority

Fase ini terjadi ketika anak berada dalam usia 6-11 tahun. Erik berpendapat bahwa sekolah dan interaksi sosial, anak mulai membangun rasa bangga terhadap prestasi dan kemampuan-kemampuan mereka sendiri.Selama dalam tahapan ini, anak menjadi mampu dalam menunjukan peningkatan tugas-tugas kompleknya. Sebagai hasilnya, mereka bekerja keras untuk menguasai keterampilan baru. Anak yang mendapat dukungan dan masukan dari orang tua, guru dan orang disekitarnya dapat membangun perasaan dalam kompetensi dan kepercayaan dalam keterampilan mereka. Sedang yang tidak mendapatkan dukungan dan masukan dari guru, orang tua dll, akan dihinggapi rasa ragu terhadap kemampuan merekan untuk dapat meraih kesuksesan. Tahap ini sangat penting, terutama dalam pembangunan kemampuan anak dalam kompetensi membaca, menggambar, menulis dan pemecahan masalah.

5. Identity VS Confusion

Tahapan ini muncul pada anak berusia 12-18 tahun. Remaja dalam tahapan ini harus membangun rasa dari diri sendiri dan identitas pribadi. Selama masa remaja ini, anak mencari kepercayaan dan pembangunan jati diri mereka. Mereka membuat dari remaja ke arah dewasa. Anak remaja biasanya dihadapkan pada masalah bagi mana mereka layak berada dalam masyarakat. Remaja acap kali melakukan percobaan dengan aturan-aturan yang berbeda, aktifitas dan kebiasaan yang berbeda pula. Menurut Erikson, tahapan ini penting dalam membentuk identitas yang kuat dan pembentukan sense dalam hidup secara langsung. Apabila dalam pembentukan pribadi sudah tidak maksimal, maka anak tersebut akan dihadapkan dengan ketidakpercayaan terhadap diri sendiri dan bingung dengan masa depannya.

6. Intimacy VS isolation

Tahapan ini muncul di awal kedewasaan usia seseorang (19-40 tahu). Dalam tahapan ini banyak konflik yang muncul untu membentuk keintiman, hubungan cinta dengan orang lain. Erikson percaya bahwa memiliki rasa yang kuat akan membawa kita pada bentuk hubungan yang intim pula. Penelitian menunjukan bahwa rasa yang minim akan menghilangkan keintiman yang bisa terjalin. Hingga memunculkan rasa terisolasi, kesepian dan depresi.

7. Generativity VS Stagnation

Tahapan GVS ini berada ditengah-tengah usia yang sangat dewasa (40-65 tahun). Disaat ini, orang dewasa bekerja keras untuk menciptakan hal-hal alami yang bermanfaat untuk mereka sendiri, misalnya dengan memiliki anak atau menkontribusi hal-hal positif yang bermanfaat untuk orang lain. Kontribusi terhadap masyarakat dan melakukan banyak hal-hal bermanfaat agar dapat dirasakan oleh generasinya dimasa yang akan datang. GVS ini lebih sama dengan ‘membuat jejak’ di dunia, melalui peduli pada sesama, menciptakan banyak hal dan menyempurnakan banyak hal hingga membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik.
Sedangkan Stagnation merupakan kegagalan untuk mencari cara agar bisa membuat atau menciptakan sumbangan/karya. Individu-individu yang mengalami ini mungkin mengalami ketidak cocokan atau penolakan dari komunitasnya di masyarakat secara keseluruhan.
Orang yang sukses dalam tahap ini akan aktif baik di rumah maupun luar rumah (masyarakat) dalam mengkontribusikan keterampilannya. Sedang yang gagal tentu saja akan tidak produktif.

8. Integrity VS Despair

Tahapan ini muncul diakhir kedewasaan usia seseorang, yaitu 65 tahun keatas. Dalam periode ini Orang tersebut nampak menunjukan sikap di periode yang pernah ia alamai selama masa hidupnya. Misalnya kembali ke masa anak-anak. Dalam tahap ini pula orang sering dihinggapi rasa bersalah dan kesedihan hati akan kesalahan di masa lalu.
Adanya rasa sayang dan bangga pada orang di tahp ini akan membuat orang tersebut memiliki integritasnya sendiri. Kesuksesan dimasa ini akan mengurangi perasaan menyesal yang ada dan lebih cenderung merasakan kepuasan atas kehidupan sebelumnya, ia akan merasakan kebebasan hingga dihadapkan pada kematian.
Sedangkan lain halnya dengan orang yang gagal di pase ini, ia akan merasa hidupnya tidak berarti dan banyak pengalaman hidupnya yang ia sesali. Hingga akhirnya mereka pergi dengan meninggalkan rasa penuh bersalah dan keputusasaan.


Erikson, E.H. (1968) Identity: Youth and Crisis. New york: Norton.
Erikson, E.H. (1963) Childhood and Society. (2nd ed.). New York: Norton.

No comments:

Post a Comment

Copyright at It's Yours - 2013

Designed by makmalf