It's Yours

I just wanna talk what I want to talk.
There's no big idea down, But hope the simple thought will be a great simplicity.

Friday, 25 April 2014

Aku, malaikat bersayap hitam.



Aku, malaikat bersayap hitam.

Ku putar pelan sendok teh yang ada dalam kopi ku. Mata ini terbuai pusaran kecil yang ada dalam kopi dalam cangkir putih ini hingga aku lupa bahwa kopi ini sudah tak panas lagi, lantas karena sudah terlampau dingin, kerongkonganpun nampak tak berselera dikunjungi olehnya.

 

Akhir-akhir ini merupakan minggu yang sangat lelah. Namun lelah ini tak wajar, melihat tak ada pekerjaan berarti yang aku lakukan. Hanya input data dari tugas akhirku di Kampus dan mempresentasikan data yang sudah aku olah itu. Tapi mengapa nampaknya pundak ini sudah sangat terasa berat, sakit dan bahkan rasanya ingin ku buang saja.

“Lah, kopinya kok masih penuh saja? Bukannya kamu suka minum kopi panas-panas, sampai-sampai bibir tipismu itu melepuh dan kau kehilangan bibir itu?!”. Suara dan gurauan itu mengembalikanku dari dunia yang tak berpenghuni. Ingin rasanya beban ini aku hentakan lewat untaian kata yang sudah tertahan lama di pangkal lidah ini, tapi apa boleh buat, aku canggung pada ibuku sendiri.

Selama ini, tak banyak yang bisa aku ceritakan pada orang lain, terlebih lagi masalah pribadiku. Andai dan andai, sahabatku selalu ada di kota kecil ini. Mungkin beban ini tak seberat sekarang.

Kamu tahu gak kenapa pria selalu cepat mendingin layaknya puding dalam lemari pendinginku?.
Pesan singkat itu aku kirim pada sahabat terdekatku malam ini.
Kenapa? Cowok kamu lagi ya?, wajar sih. Namanya jugak cowok, cepet jenuhan, ditambah lagi hubungan jarak jauh kalian. Doi lagi deket cewek lain lagi kali tuuuuh, hehehe.

Malam itu langsung ku hapus cepat-cepat pesan singkat balasan dari temanku. Membacanya sekali saja serasa ratusan pisau mengoyak jantung dan isi perutku. Aku mual dan dada ini sesak seketika. Sahabatku mungkin saja tak tahu kesialan apa yang menimpaku karena ulah dari gurauan atau mungkin analisanya itu, yang jelas pesan itu seolah menguatkanku untuk berpikir pada hal yang sama dan sesegera mungkin melopat dari tempat setinggi-tinginya. Hati mana yang takan terluka bila sosok sempurna yang didewakan dan disanjungnya tanpa cacat itu melakukan kecurangan seperti yang sahabatku sebutkan.

Pagi ini aku malas bangun, aku tahu saat bangun aku akan berkutat pada hal yang sama seperti kemarin. Linglung dan bertanya sendiri pada imajinasi yang nampaknya selalu memunculkan prasangka yang jauh lebih buruk dari yang sebenarnya terjadi. Aku lelah menerka-nerka, lelah berandai-andai. Aku lelah dengan rasa ini, lelah dengan ketakuatan ini. Aku ingin memejamkan mata ini hingga aku terbangun dangan hati yang tak selemah ini.


Beribu bintang,berjuta hari dan bermilyaran menit yang aku lewatkan tanpanya di sisiku, kini semakin membuatku pesimis. Aku ketakuakan, empat sampai lima tahun yang aku lewati dengan menjaga hati ini utuh-utuh untuknya akan melebur laksana sebongkah es dalam genggaman di Gurun Sahara, lenyap begitu saja.

Tapiiii tuhan pernah menyatakan bukan, bahwa umatnya akan mendapatkan segala hal yang ia usahakan. Mungkinkah tuhan mengabulkan usaha umat yang menjaga sesuatu yang tak seharusnya ia jaga sekarang??. Aku jatuh cinta tuhan. Cinta ini tak biasa. Cinta ini sedikit mengerikan. Ia dapat membuatku bangkit saat aku terjatuh begitu keras, ia lucu hingga membuat perut ini terpingkal karena tertawa, ia memberiku prisai hingga aku bisa menangkis apa saja yang ingin mengalahkanku. Tapi terkadang ia nakal tuhan, ia kerap kali membuang selera makanku, ia membuatku sesak napas, mata ini berlinang layaknya air terjun dan bahkan membuatku seperti zombie, seperti hari ini. Menurutmu apa cinta ini baik tuhan?.

Tak banyak yang bisa aku usahakan untuk menjaganya, membuat keadaan ini tetap panas hingga terus nikmat untuk dinikmati layaknya kopi. Aku hanya bisa melakukan tiga hal dalam hal ini, dan aku selalu saja ragu.

 Aku hanya berdoa dalam sendiriku, aku hanya mengunci diri ini rapat-rapat hingga tak ada seorangpun yang masuk untuk menginap dan mungkin hanya memarahinya lewat pesan singkat saat ia lupa, saat ia nakal dan saat ia kesepian. Aku tak pernah yakin dengan ketiga hal itu.

Bila aku malaikat, mungkin sayapku berwarna hitam pekat. Bila aku seorang ibu, mungkin aku seorang ibu yang lemah dan bila aku mawar, mungkin aku mawar berduri namun mudah gugur saat bahkan angin hampir mendekatiku. Aku ingin jadi mawar berduri dan daunku kuat dalam tangkainya, aku ingin jadi ibu, ibu yang tegas dan bisa mengajari mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan anaknya hingga mungkin bisa menghukumnya, dan aku ingin menjadi malaikat bersayap putih,malikat yang patuh dan tidak mencintai mahluk lain segila ini melebihi Mu. Akuu akan bangun saat ini juga, asalkan tuhaaaan. . . . .hilangkanlah rasa ini.

No comments:

Post a Comment

Copyright at It's Yours - 2013

Designed by makmalf